Abstract:
Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 yang digelar bersamaan dengan
Pemilu Legislatif (Pileg) menjadi momen krusial dan menarik perhatian
masyarakat, terutama di Kelurahan Terjun yang memiliki karaktersistik demografi
yang beragam. Di era post-truth, percakapan politik menjadi sangat intens dan
dipengaruhi oleh informasi yang sering kali tidak berdasarkan fakta objektif,
sehingga menimbulkan probabilitas polarisasi dan perpecahan. Tujuan Penelitian
ini untuk menganalisis Fenomena Post Truth memengaruhi Percakapan Politik
Pemilihan Presiden 2024 Pada Masyarakat Kelurahan Terjun. Metode penelitian ini
menggunakan kualitatif dengan pendekatan metode etnografi, Teknik pengumpulan
data menggunakan teknik wawancara, dan observasi, Adapun hasil penelitian ini
adalah fenomena post-truth mempengaruhi bagaimana identitas, dan terpaan media
dapat mengaburkan penilaian objektif yang pada akhirnya percakapan mengenai
politik Masyarakat Kelurahan Terjun. hal ini menghasilkan percakapan dan
perdebatan yang tidak memiliki hasil sama sekali, Masyarakat hanya terfokus
terhadap keyakinan yang mereka miliki, dan meyakini mengenai pasangan calon
presiden yang mereka sukai, serta mentup segala bentuk realitas mengenai
keburukan dari pasangan calon presiden yang mereka dukung, dan menolak semua
hal mengenai kebaikan mengenai calon presiden yang mereka tidak sukai.