Research Repository

ANALISIS PERBANDINGAN NOVEL DAN FILM 172 DAYS

Show simple item record

dc.contributor.author Lestari, Siti Sarah
dc.date.accessioned 2024-11-15T09:55:27Z
dc.date.available 2024-11-15T09:55:27Z
dc.date.issued 2024-10-18
dc.identifier.uri https://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/26331
dc.description.abstract Seiring dengan perkembangan teknologi, dunia sastra kini tidak hanya dihadirkan melalui tulisan, tetapi juga melalui visual, seperti film. Adaptasi novel ke film (ekranisasi) semakin populer, terutama karena mampu menjangkau audiens yang mungkin kurang gemar membaca namun tetap bisa menikmati karya sastra melalui media film. Perbandingan antara novel dan film 172 Days, yang mengisahkan perjalanan cinta dan hijrah tokoh Nadzira Shafa dan suaminya, Ameer Azzikra, berdasarkan kisah nyata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes, yang berfokus pada analisis makna denotatif, konotatif, serta mitos. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan dan persamaan dalam elemen naratif, termasuk alur, karakterisasi, tema, dan pesan dalam novel serta film. Penelitian ini juga mengkaji tanggapan dari audiens terhadap adaptasi novel ke film, serta mengulas preferensi audiens Indonesia dalam menikmati karya sastra dan film. Temuan penelitian ini memberikan pemahaman mengenai keunggulan dan keterbatasan masing-masing medium dalam menyampaikan cerita, serta pengaruh perbedaan medium terhadap interpretasi audiens terhadap cerita dan karakter. Film 172 Days merupakan adaptasi dari kisah nyata kehidupan Nadzira Shafa dan Ameer Azzikra. Film ini menggambarkan perjalanan spiritual dan cinta Nadzira, yang setelah mengalami krisis keimanan pasca kematian ayahnya, terjebak dalam kehidupan pesta dan narkoba. Dengan dukungan kakaknya, Bella, Nadzira memutuskan untuk berhijrah dan mendalami agama. Dalam proses ini, ia bertemu dengan Ameer Azzikra, putra ulama terkenal Ustadz Arifin Ilham, dan keduanya menikah melalui proses ta'aruf. 172 Days dipuji karena menyampaikan pesan pesan Islami tentang cinta, kesetiaan, dan keikhlasan, meski mendapat kritik terkait penggambaran isu bunuh diri dan pernikahan dini. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Roland Barthes untuk menelaah makna denotatif, konotatif, dan mitos dalam novel dan film 172 Days, yang menunjukkan perbedaan signifikan dalam penyampaian pesan. Novel memberikan ruang lebih pada eksplorasi emosi melalui deskripsi, sedangkan film menggunakan visualisasi untuk menyampaikan emosi dengan lebih langsung. en_US
dc.publisher UMSU en_US
dc.subject Analisis Perbandingan Novel Dan Film 172 Days en_US
dc.subject Perbandingan novel dan film en_US
dc.title ANALISIS PERBANDINGAN NOVEL DAN FILM 172 DAYS en_US
dc.type Thesis en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account