Abstract:
Anime sering menggunakan bahasa non-verbal untuk menggambarkan karakter dan
emosi mereka. Penelitian ini menganalisis penggunaan bahasa non-verbal pada
karakter utama dalam anime A Silent Voice dan Komi Can’t Communicate. Shouko
Nishimiya, seorang gadis tunarungu, dan Shouko Komi, seorang remaja dengan
kecemasan sosial, menggunakan bahasa non-verbal sebagai bentuk utama
komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika Charles
Sanders Peirce untuk mengidentifikasi tanda, objek, dan interpretan dalam interaksi
non-verbal karakter. Hasil analisis menunjukkan bahwa bahasa non-verbal seperti
bahasa isyarat, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh memainkan peran penting dalam
menyampaikan emosi dan membangun keterhubungan dengan audiens. Dalam
kedua anime, keterbatasan komunikasi verbal karakter diubah menjadi kekuatan
yang menggambarkan kerentanan dan kedalaman emosi mereka. Temuan ini
mempertegas pentingnya bahasa non-verbal dalam media visual, khususnya anime,
sebagai alat untuk memperkaya narasi dan meningkatkan empati penonton terhadap
karakter