Abstract:
Komunikasi massa merupakan proses penyebaran pesan melalui media massa yang
ditujukan kepada masyarakat umum yang bersifat heterogen. Film sebagai platform
modern dalam menyampaikan pesan sebagai media elektronik yang memiliki peran
signifikan dalam merepresentasikan berbagai aspek kehidupan dan budaya
termasuk pola perilaku lansia. Fokus penelitian ini adalah pada film “Eyang Ti” dan
“Rumah Masa Depan” yang menawarkan pandangan mendalam tentang perilaku
lansia dalam konteks konflik antargenerasi. Film “Eyang Ti” menggambarkan
lansia sebagai individu bijaksana dan penyayang yang berusaha menjaga
keharmonisan keluarga sementara “Rumah Masa Depan” menampilkan lansia
sebagai sosok keras kepala dan pemarah yang sering berkonflik dengan keluarga
yang disebabkan trauma masa lalu dan kesulitan beradaptasi. Tujuan penelitian dari
penelitian ini adalah memberikan gambaran mendetail tentang representasi pola
perilaku lansia dalam film. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif
dengan pendekatan analisis semiotika Ferdinand De Saussure untuk mengkaji
representasi lansia dalam film. Analisis semiotika dilakukan untuk menguraikan
makna di balik penanda dan petanda dalam film, mengungkapkan bagaimana
budaya kita memandang dan memahami lansia. Hasil yang ditemukan peniliti
dalam kedua film ini menunjukkan bagaimana pengalaman emosional dan trauma
masa lalu mempengaruhi pola perilaku lansia.