Abstract:
Kekeringan adalah kondisi di mana ketersediaan air jauh lebih rendah daripada
yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan, pertanian, aktivitas ekonomi, dan
lingkungan. Kekeringan membawa berbagai dampak negatif bagi tanaman, dan
lahan kering termasuk salah satu jenis lahan marjinal. Vetiver adalah tanaman
unik yang telah beradaptasi untuk tumbuh di lingkungan yang tidak biasa.
Populasi tumbuhan yang mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan
tertentu disebut ekotipe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons
karakter morfologi dan fisiologi tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides L.)
terhadap berbagai ekotipe pada kondisi cekaman kekeringan.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret hingga Mei 2024 di Rumah Kaca
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, yang terletak di
Jalan Dwikora Pasar VI Dusun XXV Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang, dengan ketinggian ± 21 meter di atas permukaan laut.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 2 faktor yaitu : Faktor ekotipe tanaman, dengan 4 taraf : E1 :
Ekotipe Bogor (Jawa Barat), E2 : Ekotipe Makasar (Sulawesi Selatan), E3 :
Ekotipe Sintang (Kalimantan Barat), E4 : Ekotipe Sipirok Tapanuli Selatan
(Sumatera Utara). Faktor interval penyiraman : I1 : Setiap hari, I2 : 2 hari 1 kali
penyiraman, I3 : 4 hari 1 kali penyiraman, I4 : 6 hari 1 kali penyiraman. Data hasil
penelitian akan dianalisis pertama menggunakan Analysis of Variance (ANOVA)
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial untuk melihat karakteristik morfologi
dan fisiologi tanaman akar wangi melalui penggunaan ekotipe dan interval
penyiraman. Uji beda rataan Duncan's Multiple Range Test (DMRT) pada taraf
kepercayaan 5% digunakan dengan model linier untuk analisis kombinasi
Rancangan Acak Lengkap Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah
daun, jumlah anakan, panjang akar, klorofil a dan klorofil b.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ekotipe Sipirok merupakan ekotipe
paling dominan baik pada parameter tinggi tanaman, panjang akar, dan jumlah
klorofil a dari ekotipe lainnya. Interval penyiraman setiap hari dengan takaran 400
ml/polybag merupakan interval paling dominan baik, dibawah kondisi cekaman
kekeringan 2, 4 dan 6 hari penyiraman, tanaman akar wangi masih dapat tumbuh
dengan optimal. Interaksi berbagai ekotipe tanaman dengan interval penyiraman
sangat berpengaruh terhadap morfologi dan fisiologi tanaman akar wangi.
Berdasarkan dari hasil penelitian, ekotipe Sipirok merupakan ekotipe tanaman
yang direkomendasikan untuk dibudidayakan pada kondisi iklim yang ekstrim
terutama pada lahan yang terkena cekaman kekeringan.