Abstract:
Penyakit infeksi merupakan penyakit penyebab kematian pada anak-anak maupun dewasa dengan lebih dari 13 juta jiwa setiap tahunnya, Salah satu infeksi yang relatif sering dijumpai pada manusia adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Toona Sureni memiliki efek farmakologis pada berbagai komponen fitokimia yang terdapat di dalam daun surian seperti: Asam galat, flavonoid, dan metil galat, dan tanin yang di ketahui memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun surian (Toona Sureni) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus secara in vitro. Metodologi: penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Teknik yang digunakan untuk mengukur aktivitas antibiotik adalah metode difusi cakram. Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun surian (Toona Sureni) pada konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, amoksisilin dan aquadest, menghasilkan rata-rata diameter zona bening pada masing-masing konsentrasi yaitu: 22,63mm, 24,66mm, 25,49mm, 26,30mm, 34,53mm, 0mm. Kesimpulan: Ekstrak daun surian (Toona Sureni) dengan konsentrasi 50% memiliki zona bening tertinggi pada kelompok perlakuan.