Abstract:
kesejahteraan umum secara bertahap. Kemajuan teknologi dan pembelajaran
berbasis pengetahuan meminimalkan kebutuhan untuk pengembangan kreatif
dalam proyek konstruksi. Beton, sebagai material utama dalam konstruksi,
memerlukan pemadatan untuk mengurangi udara dan memastikan kepadatan.
Penggunaan vibrator untuk pemadatan beton konvensional dapat menimbulkan
polusi suara dan tidak efektif pada area sempit atau di bawah air. Beton yang
bersifat self-compacting concrete (SCC) mengatasi masalah ini dengan
kemampuannya untuk memadat dengan sendirinya tanpa vibrator, berkat
penambahan superplasticizer berbasis polycarboxylate. Namun, pelaksanaan SCC
juga menghadapi kendala, seperti area sempit yang menghambat penuangan beton.
Untuk meningkatkan kualitas beton, bambu dan ampas tebu sebagai bahan
tambahan dapat dimanfaatkan. Bambu, dengan kekuatan tarik tinggi dan modulus
elastisitas, serta ampas tebu yang mengandung silika reaktif, menawarkan potensi
untuk meningkatkan kekuatan beton. Perlakuan permukaan serat bambu dengan
metode alkali efektif dalam memperbaiki ikatan serat-matrik, dan ampas tebu dapat
memberikan kontribusi pada penguatan beton. Penelitian ini mengkaji berbagai
aspek penggunaan SCC dan bahan tambahan untuk optimalisasi kualitas beton
dalam konstruksi.