dc.description.abstract |
Karena berada di antara tiga lempeng besar dunia yang aktif, Indonesia menjadi
salah satu wilayah yang rawan terhadap gempa bumi. Secara umum, gerakan tanah
akibat gempa terdiri dari gerakan tanah akibat gempa dekat dan gerakan tanah
akibat gempa jauh. Gerakan tanah akibat gempa dekat terjadi di jarak terdekat,
sekitar 15 kilometer di bawah permukaan tanah, dan memiliki efek pulse dan juga
gerakan tanah akibat gempa dekat yang tidak memiliki efek pulse. Hal ini dapat
menyebabkan perpindahan pada elemen struktur utama dan membuat bangunan
mengalami simpangan sehingga bisa didapat nilai simpangan sisa pada bangunan
tersebut. Oleh karena itu, struktur baja harus direncanakan menggunakan struktur
baja dengan sistem yang tahan terhadap gempa bumi. Pada tugas akhir ini
menggunakan satu lokasi untuk merencanakan gempa, yaitu Kota Makasar.
Menggunakan sistem Rangka Berbresing Konsentrik untuk model 1 yaitu 2 lantai
dan model 2 yaitu 3 lantai. Menggunakan spesifikasi material dan dimensi struktur
berbeda-beda. Model 1 memiliki tinggi 6,096 m (2 lantai), Model 2 memiliki
tinggi 13,71 m (3 lantai), Untuk analisis ini menggunakan Respon Spektrum
sebagai tahap desain dan Respon Riwayat Waktu Linear dan Nonlinear sebagai
tahap untuk melakukan evaluasi, menggunakan perangkat lunak tambahan yaitu
software ETABS versi 16 dan OPENSEES. Pada struktur bangunan akan dikenakan
respon gempa. Hasilnya menunjukkan nilai simpangan sisa pada lantai atap
memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai simpangan sisa di lantai
dasar pada Model 1 dan Model 2. Kemudian gerakan tanah pada setiap batas kondisi
IO, LS, dan Collapse pada model 1 lebih besar dibanding Model 2, sedangkan batas
CP pada model 2 lebih besar dibanding model 1. |
en_US |