Abstract:
Pelayaran saat ini adalah salah satu moda transportasi yang paling kritis
untuk perdagangan dunia, menyumbang sekitar 90% dari perdagangan global.
Namun, industri perkapalan juga menjadisalah satu penyumbang utama emisi GRK
global, saat ini menyumbang sekitar 3% dari total global. Diperkirakan penggunaan
bahan bakar fosil oleh industri pelayaran internasional berkontribusi sekitar 3%
emisi gas rumah kaca (GRK) tahunan secara global pada tahun 2022. Penggerak
Kapal Berbantuan Angin (WASP) adalah solusi yang menjanjikan karena
merupakan salah satu dari sedikit teknologi kapal yang menawarkan penghematan
bahan bakar dan emisi dua digit, dan diyakini menjadi sumber energi terbarukan
yang penting untuk masa depan industri pelayaran. Untuk aplikasi kapal, data
prakiraan cuaca memainkan peran utama dalam menentukan pemasangan sistem di
kapal saat kapal melakukan perjalanan dari pelabuhan ke pelabuhan untuk
transportasi. Data kapal menunjukkan penggunaan daya penerangan pada kapal
adalah sebesar 4,89 kWh/jam atau 117 kWh/hari yaitu selama kapal berjalan dari
rute belawan menuju batam. Data yang dihasilkan bisa terlihat dari 5 titik lokasi
penelitian kecepatan angin yang diperoleh dari masing - masing tempat ada yang
kecil dan ada yang besar. Rata-rata dari beberapa sampel yang diambil yaitu hanya
sebesar 3,13 m/s. Kecepatan angin rata-rata yang ada, maka daya spesifik yang
dapat dihasilkan adalah 18,39 Watt/m2
. Masa udara rata-rata 324,53 kg/s dan energi
kinetik yang dihasilkan sebesar 1589,7 Joule. Daya yang dapat dibangkitkan oleh
turbin yang diasumsikan berkapasitas 10 kW sebesar 1627,26Watt, untuk
mensuplai beban penerangan total pada kapal dari hasil perhitungan, maka
dibutuhkan 4 unit turbin dengan kapasitas 10kW. Simulasi yang diperoleh dari
aplikasi HOMER total biaya awal yang dibutuhkan adalah Rp. 190.144.300 dengan
biaya operasi per kWh nya adalah sebesar Rp. 1.951,58.