Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/handle/123456789/25148
Title: | ANALISIS KEBISINGAN LALU LINTAS PESAWAT LANDING DAN TAKE OFF DI DESA PALUH SIBAJI DAN DESA SIDOURIP |
Authors: | DICKY, KURNIAWAN |
Keywords: | Kebisingan Pesawat;Landing;Take-off;Mitigasi Kebisingan |
Issue Date: | 23-Aug-2024 |
Abstract: | Kemajuan teknologi adalah satu hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan manusia saat ini, namun dari kemajuan teknologi yang telah terbukti memberi banyak kemanfaatan tersebut, manusia tidak bisa menutup mata bahwa pada kenyataannya teknologi pun mendatangkan berbagai efek negatif termasuk dalam dunia penerbangan, pertumbuhan jumlah produksi pesawat terbang dan frekuensi penerbangan yang semakin meningkat pada tiap tahunnya akan memberi dampak langsung pada peningkatan emisi polutan dan kebisingan pesawat terbang di lingkungan bandar udara dan sekitarnya. Aktifitas bandar udara tersebut telah menimbulkan gangguan kebisingan yang dampaknya mengganggu komunikasi, aktifitas kerja dan aktifitas kehidupan masyarakat di lingkungan sekitar serta dapat menimbulkan penurunan kualitas lingkungan hidup. Dalam jangka waktu pendek gangguan ini tidak sampai menyebabkan kerusakan fisiologis pada sistem pendengaran manusia, tetapi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan menurunnya tingkat ambang pendengaran manusia serta gangguan psikologis penduduk sekitar. Desa Paluh Sibaji berjarak kurang lebih 10 km dari Bandara Kualanamu dan Desa Sidourip berjarak kurang lebih 6 km dari Bandara Kualanamu Kedua desa ini berada di dekat jalur penerbangan, sehingga kerap terpapar kebisingan akibat aktivitas Landing dan Take off pesawat tersebut. Penelitian ini dilakukan pada 20 Mei -26 Mei 2024 desa sidourip 27 mei-2 juni 2024 selama 14 hari dengan melakukan 3 sesi waktu di mulai dari sesi I (Pagi) jam 09.00-11.00, sesi II (Siang) jam 13.00-15.00, sesi III (Sore) jam 16.00-18.00. Untuk mengetahui volume kebisingan pesawat yang landing dan take off melintas desa Paluh Sibaji dan desa Sidourip dengan menggunakan alat sound level meter. Desa Paluh Sibaji: Tingkat kebisingan maksimum di Desa Paluh Sibaji pada saat landing di Sesi 1 (09.00-09.30) sebesar 79,3 dB(A), pada saat Take off di sesi 2 (13.00-13.30) sebesar 88,2 dB(A). Desa Sidourip: Tingkat kebisingan maksimum di Desa Sidourip pada saat landing di Sesi 3 (16.00-16.30) sebesar 80,4 dB(A), pada saat Take off di sesi 1 (09.00-09.30) sebesar 88,7 dB(A) Hasil menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di kedua desa secara konsisten melebihi batas aman yang ditetapkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup baku tingkat kebisingann sebesar 55 dB, dengan Desa Sidourip mengalami tingkat kebisingan lebih tinggi dibandingkan Desa paluh Sibaji |
URI: | https://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/25148 |
Appears in Collections: | Civil Engineering |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T.A. DICKY KURNIAWAN.pdf | Full text | 4.25 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.