dc.description.abstract |
Penelitian ini berdasarkan permasalahan yang peneliti temukan di lapangan yang
menunjukkan betapa pentingnya peran seorang guru dalam menyumbang
pembentukkan karakter anak di sekolah , temper tantrum merupakan perilaku
destruktif, dalam bentuk luapan yang dapat bersifat fisik seperti memukul,
mendorong, mambanting suatu benda ataupun dalam bentuk verbal, seperti
berteriak, menangis, menjerit maupun merengek. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengatasi temper tantrum adalah membiarkan mereka
melakukan hal yang mereka mau sampai mereka lelah dan berhenti dengan
sendirinya.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran
guru dalam mengatasi anak temper tantrum. Metode penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan
wawancara guru disekolah. Data dianalis menggunakan reduksi data,
menampilkan data dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini mengenai
Strategi Komunikasi Guru terhadap Siswa yang mengidap Autisme di SLB –E E
Pembina Tingkat Kota Medan sangat memberikan pengaruh baik (positive) untuk
anak. penelitian ini menunjukan, proses penanganan pada anak yang mengalami
tantrum adalah dengan memberi ruang mereka untuk mengekspresikan diri dan
luapan emosi sampai mereka puas dan membuat anak menjadi lebih tenang, emosi
lebih bisa terkontrol dan mampu menerima stimulus penanganan yang di berikan
orang lain pada anak. |
en_US |