Research Repository

KENAIKAN HARGA KEDELAI (Glycine max) TERHADAP PENDAPATAN PRODUSEN TEMPE KECAMATAN AEK KUO

Show simple item record

dc.contributor.author AMNIRTASARI, PELANGI WULAN
dc.date.accessioned 2023-11-27T03:57:56Z
dc.date.available 2023-11-27T03:57:56Z
dc.date.issued 2023-11-27
dc.identifier.uri http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/23140
dc.description.abstract Pelangi Wulan Amnirtasari (1904300004), penelitian yang berjudul “Kenaikan Harga Kedelai (Glycine max) Terhadap Pendapatan Produsen Tempe Kecamatan Aek Kuo”. Dibimbing oleh Assoc. Prof. Ir. Gustina Siregar, M.Si. selaku ketua komisi pembimbing dan Dr. Ainul Mardhiyah, S.P., M.Si. selaku anggota komisi pembimbing. Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati utama bagi beberapa penduduk di Indonesia. Untuk perekonomian atau suatu usaha, kedelai memiliki peran besar karena merupakan sumber bahan baku utama bagi pengusaha tempe. Namun tingginya permintaan kedelai tersebut tidak diiringi dengan meningkatnya produksi kedelai di dalam negeri. Kelangkaan kedelai didalam negeri membuat kedelai impor menjadi meningkat. Oleh karena itu perlu membuat startegi usaha pada masa kenaikan harga kedelai untuk dapat mempertahankan usaha para produsen tempe. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak kenaikan harga kedelai dan strategi apa yang harus dilakukan oleh para produsen tempe di Kecamatan Aek Kuo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara mempertimbangkan bahwa kecamatan ini merupakan salah satu industry pembuatan tempe yang lumayan banyak di Kabupaten Labuhanbatu Utara. jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 10 responden yang merupakan para pengrajin tempe di Kecamatan Aek Kuo. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan Pada masa kenaikan harga kedelai, dampak yang di alami oleh para pengrajin tempe ialah, menurun nya keuntungan yang di peroleh, diakibatkan karena para pengrajin mengurangi pembelian kedelai 30% - 50% dari biasanya. Sehingga hal ini membuat para pengrajin harus menaikkan harga jual tempe untuk meminimalisirkan kerugian di masa kenaikan harga kedelai di Kecamatan Aek Kuo. Kemudian selain dampak dari kenaikan harga kedelai, adapun dampak buruk yang muncul bersamaan yaitu munculnya pesaing baru. Adapun strategi produsen tempe dalam menanggapi kenaikan harga kedelai Kecamatan Aek Kuo yaitu strategi agresif, dengan cara terus membuat produk sebanyak banyaknya untuk meningkatkan keuntungan atau menggunakan strategi Strengths Opportunities (SO). en_US
dc.subject Kenaikan harga kedelai; Dampak kenaikan; Strategi Usaha; Produsen Tempe; Pendapatan. en_US
dc.title KENAIKAN HARGA KEDELAI (Glycine max) TERHADAP PENDAPATAN PRODUSEN TEMPE KECAMATAN AEK KUO en_US
dc.type Article en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account