dc.description.abstract |
Penggunaan beton pada bangunan secara global telah menjadi masalah tersendiri
dimana dalam proses produksinya banyak memberikan dampak lingkungan yang
bersifat negatif sehingga menjadi tantangan besar yang membutuhkan solusi.
Banyak penelitian terbaru berkaitan dengan beton ramah lingkungan yang
memanfaatkan material-material organik dianggap sebagai terobosan besar.
Namun, penelitian yang berkaitan pada lingkungan agresif masih terbatas. Maka
dari itu pada penelitian ini digunakan sabut kelapa (SK) sebagai serat pada beton
serta bahan tambah abu sekam padi (ASP) dengan tujuan untuk mengetahui
ketahanan beton berserat tersebut terhadap serangan garam. Penggunaan sabut
kelapa pada kasus ini terdiri atas 3 variasi yaitu 0,3% SK, 0,5% SK, dan 1% SK
dimana 1% ASP digunakan untuk setiap variasi. Hasil penelitian menunjukkan
adanya penurunan kuat tekan berdasarkan umur pada perendaman larutan garam.
Penurunan kekuatan beton yang terbesar terjadi pada variasi 1% SK dengan kuat
tekan sebesar 11,00 MPa dan persentasi penurunan sebesar 30,58%. Pengujian
perubahan massa menunjukkan penurunan berat benda uji dari semua variasi
dengan perubahan terbesar terdapat pada variasi 0,3% SK. Pengujian pada
inspeksi perubahan visual ditemukan bahwa terjadi perubahan warna pada benda
uji menjadi kekuningan dan terdapat adanya kerusakan terkikis pada bagian
permukaan beton. Kerusakan terbesar terjadi pada variasi 0,1% SK, sedangkan
pada variasi 0,3% SK tidak terlihat adanya perubahan fisik yang signifikan
dimana permukaannya jauh lebih baik dari pada variasi beton lainnya.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi serat
sabut kelapa pada beton maka semakin kecil pula durabilitasnya terhadap
serangan garam, dalam hal ini variasi 0,3% SK memiliki durabilitas terbesar |
en_US |