Abstract:
Sebagai negara yang memiliki areal pertanian, perkebunan, dan hutan yangsangat luas,
limbah biomassa hasil pengolahan pertanian, perkebunan, dan hutan yang ada di Indonesia
terdapat dalam jumlah yang sangat besar bonggol jagung. Banyak yang tidak dimanfaatkan
dibakar,dibuang, sehingga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan lingkungan hidup dan
merusak keseimbangan ekologis. Limbah biomassa seperti bonggol jagung dapatdimanfaatkan
dan ditingkatkan nilai tambahnya dengan dikarbonisasikan menjadi arang. Kualitas arang
sendiri lebih ditentukan oleh nilai kalor dari arang yang dihasilkan. Pada umumnya, arang dibuat dari
jenis-jenis bonggol jagung, kayu, tempurung, yang mempunyai berat jenis yang lebih tinggi akan
menghasilkan arang dengan nilai kalor yang lebih baik. Proses pengarangan adalah pembakaran
bonggol jagung dengan udara terbatas dan dapat menghasilkan arang. Pada pembuatan arang
tradisional, keluarnya asap selama proses pembakaraan berlangsung perlu diawasi agar bonggol
jagung tidak menjadi abu, jika asapnya tebal dan berwarna putih maka proses pengarangan
berlangsung dengan baik sedangkan jika asap tipis menunjukkan pembakaraan yang berlangsung di
dalam besar dan proses pengarangan kurang baik. Untuk lebih meningkatkannilai kalor dari arang
salah satunya adalah dengan mengolah arang menjadi briket. Pada penelitian ini pengurangan
kadar air menggunakan metode penjemuran dengan panas matahari selama 5 jam. Kandungan
kadar air dari briket dapat berpengaruh pada mutu dari briket tersebut. Semakin tinggi kadar
air yang terdapat dalam briket yang dihasilkan, maka kualitas dari briket tersebut akan
semakin buruk. Kadar air suatu briket dikatakan baik jika tidak lebih dari 8%. Pada campuran
Tepung kanji Semakin sedikit tepung yang dikandung suatu briket maka kualitas briket
tersebut semakin bagus, dan semakin banyak tepung yang dikandung maka hasil yang
diperoleh kurang bagus.