dc.description.abstract |
Permasalahan transportasi akan semakin meningkat seiring dengan berkembangnya suatu
negara. Pertambahan pendapatan seiring peningkatan kepemilikan kendaraan dan arus
urbanisasi mengakibatkan peningkatan arus lalulintas. Tingkat kebisingan yang
ditimbulkan pada suatu ruas jalan dapat dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah
kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat akibat bertambahnya jumlah penduduk
Kota Medan. Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan yang dihasilkan oleh suatu
usaha atau kegiatan pada volume dan waktu tertentu dan dapat membahayakan kesehatan
manusia dan lingkungan, serta kesejahteraan hewan, tumbuhan, dan manusia. Hal ini
tentu berdampak pada arus lalu lintas dan kebisingan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis tingkat kebisingan kendaraan akibat lalu lintas di Simpang Empat
Palang Tegak membuat model matematis yang menunjukkan hubungan tingkat
kebisingan dengan volume kendaraan, serta menganalisis rata-rata kebisingan kendaraan
dalam lalu lintas. Analisa data menggunakan metode pembacaan langsung dan catat
setiap pengukurn 10 menit selama periode 2 jam. Berdasarkan hasil pemindaian rata-rata,
tingkat kebisingan kendaraan paling tinggi berada di jalan Halat sebesar 78,15 dB dengan
jumlah sepeda motor 3718 SMP/jam dan kendaraan ringan sebesar 1523 SMP/jam dan
kendaraan berat sebesar 20 SMP/jam terjadi pada pagi hari. Secara umum , pengaruh ini
di dominasi oleh sepeda motor (MC), sedangkan kendaraan ringan (LV) dan kendaraan
berat (HV) hanya mempunyai pengaruh kecil, namun pengaruh ini dapat menjadi lebih
penting jika di perhatikan. Jalan meningkat sehingga menyebabkan tingkat kebiingan
melebihi ambang batas sekitar 78 dB akibat klakson yang di bunyikan untuk saling
menyalip, kebisingan dari knalpot, gesekan ban dengan permukaan jalan saat
pengereman, dan lain-lain. |
en_US |