Abstract:
Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan distribusi yang tidak merata merupakan
salah satu masalah yang sering terjadi di negara- negara berkembang Indonesia
memiliki pertumbuhan penduduk yang pesat sehingga meningkatkan jumlah
keluarga miskin dan jumlah pengangguran.Di Desa Bukit Kerikil sendiri jumlah
penduduk Desa Bukit Kerikil adalah sebanyak 1.678 orang. 853 orang laki-laki dan
825 orang perempuan. Masyarakat Desa Bukit Kerikil kebanyakan berprofesi
sebagai petani di Pt Arara Abadi, buruh tani kelapa sawit, dan juga peternak sapi
dan lain-lain.Adanya perbandingkan antara jumlah pendapatan yang diperoleh oleh
buruh tani kelapa sawit di desa Bukit Kerikil dengan UMP yang telah ditetapkan
sangat berbanding jauh.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui untuk
mengetahui peran buruh kelapa sawit dalam peningkatan kondisi sosial dan
ekonomi keluarga di Desa Bukit Kerikil Kabupaten Bengkalis Riau. Adapun teori
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori peran, teori buruh, teori
jenis-jenis buruh, teori hak-hak buruh , teori peranan buruh dan teori kondisi sosial
ekonomi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.
Adapun teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara, serta
pengambilan data primer dan sekunder. Data yang terkumpul akan dikumpulkan
dengan melakukan pengumpulan data,reduksi data,dan penarikan kesimpulan.Hasil
penelitian menunjukan bahwa buruh kelapa sawit memiliki peran penting bagi
peningkatan kondisi sosial ekonomi keluarga di Desa Bukit Kerikil Bengkalis Riau
, pendapatan di buruh kelapa sawit di Desa Bukit Kerikil Bengkalis Riau sangat
bergantung kepada musim buah , naik turunnya harga sawit dan juga musim trek,
tingkat pendidikan sangat mempengaruhi Tingkat Jabatan seseorang didalam suatu
organisasi untuk itu Buruh Kelapa sawit di Desa Bukit Kerikil Bengkalis Riau harus
meningkatkan taraf Pendidikan anak-anakanya hubungan sosial yang terjalin
diantara Buruh Kelapa Sawit di Desa Bukit Kerikil Bengkalis Riau sangat baik
,budaya tolong menolong dan paguyupan yang masih kental menimbulkan peran
aktif buruh kelapa sawit dalam kehidupan berkeluarga dan bertetangga.