Abstract:
Pendahuluan: Pemeriksaan identifikasi merupakan tindakan penting untuk
mengetahui identitas seseorang, selain pada orang hidup, yang paling utama pada
kasus korban yang telah meninggal atau menghilang. Proses identifikasi yang
digunakan dalam bidang antropologi forensik yaitu dengan metode antropometri,
dengan mengukur salah satu bagian tubuh dalam menentukan estimasi tinggi
badan. Panjang ekstremitas inferior memiliki korelasi yang paling baik bagi tinggi
badan manusia. Dalam hal ini, femur termasuk salah satu bagian tubuh yang
umum digunakan dalam estimasi tinggi badan. Bagian Femur menjadi parameter
terbaik karena segaris dengan struktur anatomis tubuh untuk penentuan tinggi
badan yang berguna dalam konteks klinis. Metode: Metode penelitian ini adalah
penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional design. Subjek
penelitian sebanyak 113 orang mahasiswa FK UMSU stambuk 2019 yang terdiri
dari laki-laki dan perempuan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil: Panjang femur
memiliki nilai korelasi yang berkisar antara 0,382 hingga 0,534 (p 0,001).
Persamaan regresi linier yang didapatkan menunjukkan Standard Error of the
Estimate (SEE) yang berkisar antara 0,164 hingga 0,272 (p 0,001). Kesimpulan:
Terdapat hubungan yang bermakna antara panjang femur terhadap tinggi badan
dengan korelasi yang kuat sehingga tinggi badan dapat diperkirakan dengan
mengukur panjang femur melalui persamaan regresi linier.