Abstract:
Pendahuluan: Nyeri akut paska operasi sangat umum terjadi pada seseorang yang
telah melewati tindakan operasi elektif. Hampir 50% dari pasien yang telah
menyelesaika tindakan operasi elektif akan mengalami nyeri akut dan dapat
mengarah pada nyeri kronik, hal itu akan berujung pada penurunan kepuasan pasien
terhadap pelayanan kesehatan. Manajemen nyeri akut paska operasi yang efektif
sangatlah penting, hal ini disebabkan untuk mencegah efek samping dari rasa sakit
dan untuk mempercepat pemulihan. Manajemen nyeri yang tidak efektif bisa
berefek samping yang tidak menguntungkan seperti kualitas hidup yang lebih
buruk, pemulihan yang berlarut-larut, peningkatan morbiditas, dan penggunaan
opioid yang diperpanjang, hingga peningkatan biaya rawatan.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran manajemen nyeri akut paska operasi pada
pasien yang menjalani tindakan operasi elektif di RSU Haji Medan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian
Cross sectional pada pasien paska operasi elektif.
Hasil: Pada penelitian ini jumlah responden yang berpartisipasi didapatkan
sebanyak 66 orang, dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebanyak 37
orang (56,1%), usia rata-rata adalah 40 tahun, dan mayoritas responden bersuku
Jawa yaitu 25 orang (37,9%). Intensitas nyeri pre operasi terbanyak adalah nyeri
sedang berjumlah 41 orang (62,1%). Intensitas nyeri pada 8 jam pertama paska
operasi mayoritas nyeri sedang, 8 jam kedua mayoritas nyeri ringan dan 8 jam
ketiga mayoritas tidak ada nyeri. Rejimen analgetik paska operasi mayoritas
menggunakan kombinasi injeksi ketorolak 30mg dan paracetamol 1gram per 8 jam
intravena. Efek samping yang dirasakan oleh responden paska operasi mayoritas
merasakan mual.
Kesimpulan: Penggunaan rejimen analgetik paska operasi dapat menurunkan
intensitas nyeri pada 8 jam ketiga paska operasi.