dc.description.abstract |
Berita bukanlah cerminan dari suatu kenyataan melainkan hasil konstruksi atas
realitas. Menurut pandangan konstruksionis, media dilihat bukan hanya sekedar
saluran yang bebas. Namun, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap
dengan pandangan, bias dan pemihakannya. Pembentukan realitas yang tersaji pada
media massa sejatinya tak terlepas dari keterlibatan seorang wartawan yang
mencari dan menulis berita. Nilai, etika, keberpihakan, moral serta pengetahuan dan
pengalaman seorang wartawan menjadi aspek yang tak terpisahkan dari proses
konstruksi realitas kedalam suatu berita. Beberapa waktu yang lalu masyarakat
sempat dihebohkan oleh kasus pengeroyokan Ade Armando, seorang dosen di
Universitas Indonesia (UI) yang juga pegiat media sosial. Kejadian tersebut terjadi
di depan gedung DPR RI saat ia menghadiri demo 11 April 2022. Realitas yang
terbentuk atas pemberitaan tersebut pun cukup beragam tergantung bagaimana
media membingkainya, itulah yang menjadi latar belakang penelitian ini. Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis bagaimana portal berita SIB online
melakukan framing terhadap peristiwa pengeroyokan Ade Armando. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis
framing model Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki dengan mengamati empat
struktur analisisnya yaitu sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Berdasarkan hasil
analisis framing terhadap berita peristiwa pengeroyokan Ade Armando pada demo
11 April 2022, penulis menemukan kenyataan bahwa media Harian SIB di dalam
e-papernya, menggunakan kekuasaannya sebagai media untuk membuat suatu
konstruksi atas realitas sosial dan terlihat bentuk kecenderungan pemihakan media
tersebut terhadap satu pihak tertentu di dalam pemberitaannya. |
en_US |