dc.description.abstract |
Jumlah limbah karet ban dalam bekas jumlahnya terus meningkat seiring dengan
bertambah jumlah kendaaraan di Indonesia. Masalah ini semangkin besar limbah
karet ban dalam bekas ini mencemari lingkungan sekitar dan tidak mudah terurai
jika dibiarkan begitu saja tanpa penanganan khusus. Limbah karet ban dalam
kendaraan mempunyai komposisi karet alam, karet sintentik, bahan kimia,
karbon hitam dan minyak tertentu. Banyak penelitian yang sudah dilakukan
terhadap aspal untuk mendapatkan viskositas yang baik dan daya tahan lama serta
pemanfaatan limbah untuk mengurangi tercemarnya lingkungan. Penelitian ini
melakukan perencanaan yaitu dengan penelitian di laboratorium membuat benda
uji sebanyak 27 dengan variasi limbah karet ban dalam 1,5%, 2%, dan 2,5%
dibuat sebanyak 3 benda uji dengan kadar aspal 5%, 5,5%, dan 6%. Aspal
campuran normal dibuat sebanyak 9 buah benda uji. Hasil Marshall test aspal
lapisbeton (LASTON) AC – BC dengan penambahan limbah karet ban dalam
kendaraan, nilai tertinggi dalam keadaan aspal optimum dan memenuhi
spesifikasi Bina Marga 2018. Hasil yang paling baik dengan variasi limbah karet
ban dalam 1,5% mendapatkan hasil nilai Bulk Density 2,303 gr/cc, Stability 1157
kg, Air Voids 4,50%, Void Filleds70 %, VMA 14,60%, Flow 3,47 mm, Marshall
Quotient 340 kg/mm. Penambahan limbah karet ban menghasilkan nilai stabilitas
yang lebih tinggi daripada campuran normal. Hal ini disebabkan oleh campuran
limbah karet ban yang dicampurkan dengan aspal yang membuat sifat elastis
karet ban tercampur dan mempengaruhi sifat stabilitas aspal. VMA hasilnya tidak
jauh dengan yang normal, sedangkan untuk VFA mengalami penurunan dari
campuran normal ini diakibatkan karena karet ban menghalangi aspal buat
mengisi rongga – rongga secara maksimal. |
en_US |