Abstract:
Pendahuluan : Impaksi serumen dapat terjadi pada segala jenis usia baik anakanak, dewasa, maupun lansia yang di pengaruhi oleh berbagai faktor. Agen
serumenolitik dapat melembutkan dan melarutkan kotoran telinga, salah satunya
Cuka Apel 2,5% dan Minyak Kelapa digunakan sebagai alternatif. Tujuan :
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas agen serumenolitik
Cuka Apel 2,5% dan Minyak Kelapa sebagai alternatif terapi impaksi serumen
pada anak Panti Asuhan Puteri Aisyiyah Kota Medan secara in vitro pada menit 5,
10, 15, dan 30. Metodologi : Jenis penelitian ini merupakan penelitian laboratorik
secara in vitro dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis dan teknik
pengambilan sampel secara simple random sampling. Hasil : Nilai mean rank
pada efek Cuka Apel 2,5% sebesar (32.40) sedangkan Minyak Kelapa sebesar
(16,60). Selain itu diperoleh nilai P-Value sebesar 0,000, nilai tersebut <0,005
sehingga dapat dinyatakan behwa terdapat perbedaan kelarutan serumen. Yang
artinya efek Cuka Apel 2,5% lebih besar daripada Minyak Kelapa. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
pemberian Cuka Apel 2,5% sebagai agen serumenolitik akan efektif setelah
penggunaan di menit ke-10 dan dan penggunaan minyak kelapa tidak memiliki
efektivitas yang signifikan terhadap terapi impaksi serumen secara in vitro pada
menit ke-5, ke-10, ke-15 dan ke-30 .Cuka Apel 2,5% memiliki efektivitas yang
lebih baik terhadap kelarutan serumen dengan menunjukkan nilai rata-rata yang
lebih tinggi dari Minyak Kelapa di setiap waktu percobaan.