Abstract:
Latar Belakang: LGBT merupakan bentuk penyimpangan seksual berupa
menyukai pasangan sesama jenis dan menjadi kaum minoritas yang keberadaannya
tidak dapat diketahui secara terang-terangan. Pada tahun 2019 pelaku LGBT di
Indonesia diperkirakan mencapai 3% dari total populasi masyarakat Indonesia atau
sekitar 7,5 juta orang. Menurut Kemenkes RI, faktor risiko kasus Human
Immunodeficiency Virus (HIV) banyak terjadi pada kelompok heteroseksual
sebesar 61,5%, penggunaan narkoba injeksi 15,2%, dan yang tidak diketahui
17,1%. Menurut penelitian yang dilakukan di Lampung, didapati angka prevalesi
kelompok homoseksual yang terinfeksi HIV adalah 28%. Tingkat pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi dan LGBT yang rendah pada remaja merupakan salah
satu faktor risiko perilaku LGBT. Hal ini mungkin disebabkan karena di Indonesia
masih tabu untuk membincangkan masalah seksualitas apalagi membincangkan
homoseksualitas khusunya di kalangan remaja. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini
ialah untuk mengetahui adakah pengaruh edukasi terhadap persepsi remaja di Kota
Medan tentang Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Metode:
Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimental dengan rancangan
penelitian Posttest Only Control Group Design. Hasil: Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan diperoleh hasil bahwa 130 responden (58%) memiliki persepsi
negatif yang menganggap bahwa LGBT merupakan perilaku yang menyimpang dan
tidak sesuai dengan nilai agama dan nilai kesusilaan di masyarakat. Selain persepsi
negatif, persepsi positif yang artinya mereka setuju dengan adanya LGBT.
Kemudian pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwasanya responden lebih
banyak perempuan. Kesimpulan: Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 130
responden memiliki persepsi negatif terhadap perilaku LGBT yang menganggap
bahwasannya LGBT ialah perilaku menyimpang/salah yang tidak sesuai dengan
nilai agama dan kesusilaan di masyarakat.