Abstract:
Latar Belakang: Skabies ialah penyakit infeksi pada sistem integumen karena
tungau Sarcoptes scabiei. Prevalensi penyakit skabies di provinsi Sumatera Utara
belum diketahui dengan pasti, tetapi penelitian di salah satu pesantren Kota Medan
tahun 2018 mendapati angka kejadian skabies mencapai 43,52% kasus. Kegiatan
santri yang kerap dilakukan bersama, lingkungan padat serta terpisah dari keluarga
kemungkinan akan memberikan berbagai respons jika menderita penyakit termasuk
skabies. Tujuan: Untuk mengetahui dampak skabies terhadap kualitas hidup santri
Pondok Pesantren Tahfizh Darul Qur’an Deli Serdang. Metode: Penelitian ini
adalah penelitian analitik campuran dengan pengisian kuesioner Dermatology Life
Quality Index (DLQI) dan wawancara mendalam pada responden kelompok skabies
dan tidak skabies. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan rerata
skor DLQI 12,05 bagi kelompok skabies dan 4,75 bagi kelompok tidak skabies.
Mayoritas santri merasakan gatal dan perih, malu, dan tidak fokus belajar.
Kesimpulan: Penderita skabies di lokasi penelitian mayoritas laki-laki, usia 12 –
15 tahun, kelas 7, frekuensi skabies satu kali, durasi gejala < 6 bulan, dan
menularkan keluarga. Terdapat perbedaan rerata skor DLQI antara kelompok
skabies dan tidak skabies, di mana kelompok skabies memiliki skor DLQI lebih
tinggi daripada kelompok tidak skabies.