Abstract:
Latar Belakang: Penyakit ginjal kronik merupakan penyakit yang terjadi
akibat adanya kerusakan ginjal secara struktural maupun fungsional yang
berlangsung dalam kurun waktu lebih dari tiga bulan dengan laju filtrasi glomerulus
(LFG) atau Glomerular Filtration Rate (GFR) kurang dari 60mL/min/1,73 m2.
Prevalensi gagal ginjal di Indonesia meningkat setiap tahun, untuk menanganinya
dibutuhkan terapi pengganti ginjal, salah satunya yaitu hemodialisis yang harus
dilakukan seumur hidup. Terapi hemodialisis merupakan pengganti fungsi ginjal
untuk mengeluarkan sampah metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah
manusia yang bertujuan mengeluarkan cairan, elektrolit dan sisa metabolisme
tubuh, sehingga secara tidak langsung dapat memperpanjang umur pasien. Tujuan:
Mengetahui hubungan depresi dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis di RSUD Drs. H. Amri Tambunan. Populasi: Populasi
dalam penelitian ini adalah pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis di unit hemodialisis RSUD Drs. H. Amri Tambunan. Jumlah sampel
penelitian 40 orang. Metode: Jenis penelitian yang digunakan yaitu bersifat analitik
korelatif kategorik di RSUD Drs. H. Amri Tambunan. Penelitian ini menggunakan
desain potong lintang. Instrumen penelitian menggunakan KDQOL-SF dan BDI
yang dianalisis menggunakan uji spearmen. Hasil: Pasien penyakit ginjal yang
menjalani hemodialisis di RSUD Drs. H. Amri Tambunan tidak mengalami depresi
yakni sebanyak 22 responden (55,0%) sedangkan kualitas hidupnya sebagian besar
berada dalam kategori kualitas hidup sedang sebanyak 22 orang (55,0%).
Kesimpulan: Setelah dilakukan uji statistik spearment diperoleh nilai signifikan
atau sig (2-tailed) sebesar 0,001 yang menunjukan ada hubungan antara simtom
depresi dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa di RSUD Drs. H. Amri Tambunan. Untuk nilai koefisien korelasi
diperoleh sebesar 0,524 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara
simtom depresi dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa di RSUD Drs. H. Amri Tambunan. Koefisien korelasi bernilai negatif
yaitu -0,524, sehingga hubungan kedua variabel tidak searah. Dengan demikian
dapat diartikan bahwa semakin tinggi simtom depresi maka tingkat kualitas hidup
akan menurun.