Abstract:
Pendahuluan: Benign prostatic pyperplasia (BPH) merupakan suatu neoplasma
jinak, dimana keadaan periuretral prostat yang mengalami hiperplasia. Benign
prostatic hyperplasia (BPH) dapat memberikan keluhan yang mengganggu aktivitas
sehari-hari, meskipun jarang mengancam jiwa. Keluhan tersebut dapat berupa lower
urinary tracts symptoms (LUTS). Kuisioner IPSS dipergunakan sebagai alat ukur
tingkat keparahan gejala lower urinary tracts symptoms (LUTS). Volume prostat
merupakan hal penting untuk menjadi acuan keparahan dari progresivitas penyakit
benign prostatic hyperplasia (BPH) atau outcome dari penyakit ini berupa terjadinya
retensi urin atau acute urinary retention (AUR), serta respons terhadap pengobatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan volume prostat dengan skor IPSS
pada penderita Benign prostatic hyperplasia (BPH) di RSU Haji Medan. Metode:
Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi observasional analitik secara
retrospektif dengan pendekatan rancangan cross-sectional yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi yang dilaksanakan di bagian urologi RSU Haji Medan. Hasil:
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari bulan September hingga Desember
di RSU Haji medan didapatkan 93 sampel. Insiden BPH terbanyak berada pada kisaran
umur 61-70 tahun sebanyak 40 orang (43,0%). Volume terbanyak pada klasifikasi 1
(20-39cc) sebanyak 53 orang (57,0%), dan derajat yang paling sering adalah derajat
berat sebanyak 39 orang (41,9%). Hasil uji korelasi spearman menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara volume dengan skor IPSS pada penderita
benign prostatic hyperplasia (BPH), p<0,001 dengan koefisien korelasi (r=0.853)
menunjukkan korelasi sangat kuat, dimana nilai koefisien korelasi positif yang
bermakna bahwa hubungan kedua variabel searah. Kesimpulan: Volume prostat
dengan skor IPSS memiliki hubungan yang signifikan pada penderita Benign Prostatic
Hyperplasia (BPH).