Abstract:
Pendahuluan : Prediabetes menggambarkan orang-orang dengan Impaired Fasting
Glucose (IFG) dan Impaired Glucose Tolerance (IGT). Kondisi ini berisiko tinggi
terjadi Diabetes Melitus tipe 2 (DMT2) dan komplikasi terkait diabetes. Prediabetes
dapat juga diperiksa dengan HbA1C. Prediabetes memiliki faktor risiko yang sama
dengan DMT2 seperti riwayat keluarga DMT2, jenis kelamin perempuan, obesitas,
dan status sosial ekonomi rendah. Deteksi dini prediabetes dapat membuka pintu
untuk intervensi pencegahan diabetes tipe 2. Oleh karena itu, Kementrian
Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 tahun 2015 yang
salah satunya isinya adalah program deteksi dini faktor risiko PTM melalui Pos
Binaan Terpadu (Posbindu). Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik
dengan desain penelitian cross sectional. Metode pengumpulan data berupa rekam
medis dan obeservasi lapangan. Hasil : Berdasarkan hasil uji spearman diperoleh
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (p-value=0,
609, Correlation Coefficient=-0.079, hubungan berlawanan), riwayat keturunan
diabetes (p-value=0.298, Correlation Coefficient=0.160, hubungan searah), dan
obesitas (p-value=0.382, Correlation Coefficient=-0.135, hubungan berlawanan)
dengan kejadian prediabetes berdasarkan skrining pada kegiatan Posbindu PTM di
Puskesmas Simpang Limun dan Puskesmas Teladan. Kesimpulan : Tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, riwayat keluarga diabetes, dan
obesitas dengan kejadian prediabetes berdasarkan skrining pada kegiatan Posbindu
PTM di Puskesmas Simpang Limun dan Puskesmas Teladan.