Abstract:
Latar belakang : Kecacingan merupakan salah satu masalah kesehatan yang
banyak ditemukan terutama pada cacing Soil Transmitted Helminth (STH).
Cacing STH merupakan cacing golongan Nematoda yang memerlukan tanah
dalam perkembangan bentuk infektifnya. Infeksi cacing STH merupakan infeksi
yang berhubungan dengan adanya respon tubuh yang menghasilkan beberapa
substansi mediator penyebab hipersensitivitas tipe 1 seperti eosinofil. Tujuan :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah eosinofil
sebelum dan sesudah pemberian Pyrantel pamoate pada anak sekolah dasar yang
terinfeki cacing STH. Metode : Pre eksperimental design dengan pretest-posttest
without control grup design dengan melihat perbedaan jumlah eosinofil sebelum
dan sesudah pemberian pyrantel pamoate pada anak anak yang terinfeksi cacing
STH dengan melakukan pemeriksaan infeksi STH terlebih dahulu dengan metode
apusan langsung menggunakan larutan eosin dan telur cacing diperiksa di bawah
mikroskop kemudian dilakukan pemeriksaan eosinofil pada 36 orang siswa yang
terinfeksi cacing STH. Hasil : Hasil pemeriksaan tinja didapati murid yang positif
terinfeksi cacing STH sebanyak (14,5%) dan negatif sebanyak (85,5%). Pada
pemeriksaan jumlah eosinofil sebelum pemberian pyrantel pamoate dijumpai
eosinofilia ringan (88,9%) dan eosinofilia sedang (11,1%). Pemeriksaan jumlah
eosinofil sesudah pemberian pyrantel pamoate dijumpai eosinofil normal (94,4%)
dan eosinofilia ringan (5,6%). Kesimpulan : Terdapat perbedaan jumlah eosinofil
sebelum dan sesudah pemberian pyrantel pamate pada anak sekolah dasar yang
terinfeksi STH.