Abstract:
Latar Belakang : Acne vulgaris adalah suatu penyakit pada kulit yang kronis dan
multifaktorial dengan adanya tanda peradangan seperti komedo, papula, dan pustul.
Acne vulgaris disebabkan oleh Cutibacterium acnes (C. acnes) sebelumnya dikenal
dengan nama Propionibacterium acnes. Daun kelor (Moringa oleifera) memiliki
kandungan senyawa yang dapat ditemukan pada daun kelor yakni flavonoid, alkaloida,
triterpenoid/steroida, fenolat, dan juga tanin, dapat sebagai antibakteri. Metodologi :
Penelitian ini menggunakan metode true eksperimental design. Ektraksi dilakukan
dengan cara meserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Teknik yang digunakan untuk
mengukur aktivitas antibakteri adalah metode difusi cakram dengan mengukur zona
jernih dengan konsentrasi 30%, 50% dan 70% dan mengetahui konsentrasi yang paling
efektif terhadap pertumbuhan bakteri C. acnes. Hasil penelitian : Hasil menunjukkan
ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) pada konsentrasi 30%, 50%, dan 70%, kontrol
positif (klindamisin) dan kontrol negatif (aquadest) diperoleh nilai (p=0,000) dimana
(p<0,05) yang menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat dari masing-masing
kelompok. Konsentrasi 70% dari ekstrak daun kelor paling efektif dalam mengahambat
pertumbuhan bakteri C. acnes dibandingkan konsentrasi 30% dan 50%. Kesimpulan :
Terdapat efek daya hambat dari ekstrak daun kelor terhadap pertumbuhan bakteri C.
acnes secara in vitro.