Abstract:
Hernia inguinalis merupakan kasus bedah terbanyak setelah
apendisitis. Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.11 Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut.6
Ini dapat menyebabkan seseorang kehilangan pekerjaan serta dapat mengakibatkan
kecacatan dan berujung kematian. Hernia dapat terjadi akibat kelainan kongenital
maupun didapat. Pada balita kejadian hernia inguinalis lebih sering disebabkan
oleh kurang sempurnanya prosesus vaginalis menutup seiring dengan turunnya
testis atau buah zakar. Metode : Jenis penelitian yang digunakan yakni deskriptif
dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 43 sampel
dari rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Drs. H. Amri Tambunan periode
Januari 2021-Juni 2022 dilakukan dengan cara total sampling. Hasil : Hasil
penelitian di peroleh dari 43 sampel didapatkan kelompok usia tertinggi penderita
hernia inguinalis adalah 56-65 tahun dan terendah adalah kelompok usia 0-5
tahun. Karakteristik hernia berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh laki-laki
daripada perempuan. Pekerjaan didapatkan kelompok pada pekerjaan berat dan
terendah kelompok pekerjaan ringan. Klasifikasi hernia inguinalis didapatkan
bahwa hernia inguinalis indirect (Lateralis) lebih banyak dijumpai daripada hernia
inguinalis direct (Medialis) dan penanganan dengan tindakan operasi.