RASIO BATAS KERUNTUHAN PADA STRUKTUR BAJA RANGKA BERBRESING EKSENTRIS DI INDONESIA (Studi Literatur)

Abstract

Indonesia merupakan negara yang cukup rawan akan terjadinya gempa bumi, Oleh sebab itu dibutuhkan sistem struktur penahan beban gempa. Dari berbagai macam sistem struktur pada SNI 1726:2019 digunakan jenis sistem yaitu sistem Bresing Eksentris. Dalam proses perencanaan struktur gedung tahan gempa, struktur baja masih menjadi pilihan utama bagi praktisi teknik sipil sebagai bahan struktur bangunan tahan gempa. Struktur baja juga mampu menghilangkan energi besar untuk menghindari dan meminimalkan terjadinya runtuh. Pada tugas akhir ini terdapat 3 jenis tingkat bangunan struktur baja berbresing eksentris khusus yang dimodelkan yaitu 4 lantai, 8 lantai dan 16 lantai untuk dianalisis secara linear dan non linear. Untuk analisis linear menggunakan gempa Bengkulu tanah sedang dan terdapat 20 rekaman gempa Pulse yang digunakan untuk analisis non linear. Analisa yang digunakan adalah Respon Spektrum sebagai tahap desain dan Respon Riwayat Waktu Linear dan Nonlinear sebagai tahap evaluasi, dengan alat bantu software analisa struktur dan RUAUMOKO2D. Dari hasil analisis diperoleh nilai IDA (Incremental Dynamic Analysis) untuk 4 lantai diperoleh SCT 3.82 g dan SMT 1.5 g lebih besar dibandingkan dengan 8 dan 16 lantai dimana berturut-turut nilai diperoleh SCT 1.39 g dan SMT 0.96 g dan SCT 2.12 g dan SMT 0.51 g. Sedangkan nilai CMR (collapse margin ratio) untuk 16 lantai diperoleh 4.14 g lebih besar dibandingkan dengan 8 dan 4 lantai berturut-turut dimana diperoleh nilai 1.44 g dan 2.55 g.