dc.description.abstract |
Gempa bumi merupakan fenomena alam berupa getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat adanya pelepasan energi dari kerak bumi secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Ini terjadi karena beban gempa bekerja melalui lapisan tanah yang bergerak siklis baik dalam arah horizontal maupun arah vertikal. Gerakan siklis ini akan menyebabkan bagian bawah suatu bangunan menjadi ikut bergerak mengikuti gerakan lapisan tanah dimana bangunan tersebut berdiri. Selama ini material yang dikenal dalam dunia konstruksi berupa baja, beton bertulang serta kayu. Material baja sebagai bahan konstruksi telah lama digunakan mengingat baja memliki keunggulan dibandingkan material lain yaitu baja memiliki daktilitas yang cukup tinggi, karena suatu batang baja yang menerima tegangan tarik yang tinggi akan mengalami regangan tarik cukup besar sebelum terjadi keruntuhan. Pada tugas akhir ini dilakukan analisis nonlinier pada 3 model struktur baja bresing konsentris 2 dimensi (4, 8, dan 16 lantai). Tujuan dari analisis nonlinier ini adalah untuk memperoleh nilai Analisis Dinamis Tambahan (IDA) dan Rasio Batas Keruntuhan (CMR) untuk mengetahui perilaku keruntuhan suatu bangunan terhadap gempa. Berdasarkan kurva IDR max nilai RSA yang diperoleh pada 4 lantai yaitu 8.68 g, nilai ini 3 kali lebih besar dibandingkan 8 dan 16 lantai yaitu 2.67g dan 2.54 g. Sedangkan hasil CMR yang diperoleh yaitu untuk gedung 4 lantai memiliki nilai 17,83, untuk 8 lantai dengan nilai 5,26, dan 16 lantai memiliki nilai 9,04 dimana nilai-nilai tersebut telah memenuhi syarat ACMR>1,52. |
en_US |