dc.description.abstract |
Di Indonesia sering terjadi bencana yang berulang, salah satunya adalah bencana
banjir. Banjir terjadi dikarenakan saluran pengairan tidak dapat menampung air
sehingga terjadi luapan. Daerah Martubung yang terletak di Medan Labuhan
tercatat berulang kali mengalami bencana banjir, dan yang terparah menurut survei
langsung dilapangan dan data terjadi di tahun 2014. Sesuai dengan perencanaan
sistem polder dan kolam retensi yang disusun oleh Departemen Pekerjaan Umum,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, kolam Penampungan berfungsi untuk menyimpan
sementara debit sungai sehingga puncak banjir dapat dikurangi. Kolam penahan
adalah kolam/waduk untuk menampung air hujan dalam jangka waktu tertentu.
Kolam retensi adalah cekungan atau kolam yang dapat menampung atau menyerap
air di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas kolam retensi yang
diperlukan untuk menahan debit banjir pada daerah aliran sungai yang masuk dalam
komplek Griya Martubung dan mengetahui desain yang di perlukan untuk menahan
laju banjir pada dearah atau lokasi genangan. Dari hasil penelitian didapatkan hasil
debit banjir sebesar T 10 = 96,72, T 20 = 106,29, T 25 = 111,42, dan T 50 = 122,98
Debit rencana yang di pakai untuk kolam retensi adalah Q 20 = 106.29 m3 /detik
sehingga menghasilkan dimensi kolam sebesar: Panjang = 500 m, Lebar = 165 m,
Elevasi Tanggul = 2,60 mdpl, Elevasi Dasar = 2,40 mdpl, Tebal Air Tersedia = 2,30
m dan Kapasitas Tampung Kolam = 189.750 m3. Dimensi waduk sebesar: Volume
Banjir Selama t waktu = 24.491385 m3
, Elevasi tanggul = 2,76 mdpl, Elevasi
Freeboard = 2,3 mdpl, Elevasi Dasar = 1,5 Mdpl, Tebal Air Tersedia = 3,76 m, Luas
Dibutuhkan = 6.513.666 m2 atau 651,37 ha dan Luas setelah kolam griya
martubung = 646,32 ha. |
en_US |