Abstract:
Mesin pendingin udara atau air conditioner (AC) merupakan salah satu jenis mesin
pendingin yang banyak digunakan pada saat ini, yang menyerap udara panas dari
dalam ruangan dan menyerap panas keluar ruangan sehingga ruangan menjadi
dingin. Oleh karena itu agar panas tersebut tidak terbuang percuma, energi panas
tersebut dapat dimanfaatkan kembali. Bentuk pemanfaatan energi panas yang
terbuang adalah dengan memodifikasi pipa dari kompresor menuju kondensor.
Dengan adanya penambahan pipa untuk memanaskan air untuk keperluan mandi,
maka dari itu penelitian ini bertujuan memodifikasi sistem AC menjadi dua fungsi
yaitu sebagai pendingin udara dan pemanas air untuk mandi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui nilai unjuk kerja (COP) mesin Air Conditioner (AC)
dengan menggunakan alat penukar kalor tipe helical coil sebagai pemanas air.
Pengambilan data dilakukan untuk menghitung Coeffesient of Performance (COP)
dari mesin pendingin udara (AC). Pengujian dilakukan dengan 3 variasi suhu
evaporator yaitu: 16°C, 18°C dan 20°C, dengan adanya penambahan Phase
Change Material (PCM) sebagai isolator panas dan sumber energi panas
tambahan. Dari hasil pengujian diperoleh nilai unjuk kerja (COP) AC tanpa PCM
pada 3 variasi suhu berbeda yaitu: 6,0657, 6,0749, 6,0903 dengan durasi pengujian
selama 10 jam. Sedangkan pada pengujian AC dengan PCM yaitu: 5,2305, 5,6809,
5,7002 dengan durasi waktu pengujian selama 7 jam. Maka didapatkan
kesimpulkan bahwa unjuk kerja (COP) pada AC dengan menggunakan PCM
cenderung lebih rendah jika dibandingkan tanpa menggunakan PCM. Terdapat
perbedaan kinerja pada AC dengan menggunakan PCM dan tanpa menggunakan
PCM, penurunan kerja kompresi yang terjadi setelah penambahan PCM,
peningkatan efek refrigerasi, penurunan kalor yang dibuang oleh kondensor dan
turunnya daya kompresor. Maka diperoleh rata-rata nilai unjuk kerja (COP) pada
AC dengan menggunakan PCM sebesar 5,23. Sedangkan nilai unjuk kerja (COP)
AC tanpa PCM sebesar 6,06.