Abstract:
Latar Belakang : Tuak adalah jenis minuman beralkohol yang terbuat dari nira pohon aren Arenga pinnata atau pohon kelapa Cocos nucifera dan memiliki kadar alkohol sekitar 4%. Asam urat adalah produk tambahan dari metabolisme purine. Peningkatan kadar asam urat dalam serum hyperuricemia bergantung pada fungsi ginjal, laju metabolisme purine, dan asupan diet dari makanan yang mengandung purine. Jumlah asam urat yang berlebihan dapat dieskresikan melalui urine. Asam urat dapat mengkristal dalam saluran kemih pada kondisi urine yang bersifat asam. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi asam urat dalam darah adalah: Diet tinggi purin, alkohol, usia, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, hipertensi, penyakit jantung, gangguan fungsi ginjal, mengkonsumsi obat obatan tertentu. data proporsi konsumsi minuman beralkohol meningkat dari 3% menjadi 3,3% di bandingkan dengan tahun 2013. Prevalensi berdasarkan Provinsi, pada Provinsi Sumatera Utara memiliki prevalensi nomor urut 2 terbanyak di Indonesia sebesar 5,5% yang juga diketahui dengan jenis minuman tradisional keruh tertinggi di Indonesia sebesar 71,1%. Metodologi : jenis penelitian ini adalah penelitian bivariat komparatif, dimana subjek adalah pelanggan kedai tuak di Jl. Panglima Denai Kelurahan Denai dengan jumlah 37 orang. Analisi data menggunakan uji Chi-square¬. Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsumsi tuak dengan kadar asam urat dengan kategori kebiasaan konsumsi tuak : ringan 1 – 2 gelas/hari, sedang 3 – 4 gelas/hari, berat >4 gelas/hari dengan hitungan gelas ukur 200ml dengan hasil P = 0,005. Kategori frekuensi konsumsi tuak : jarang 1 – 3 kali dalam seminggu, sering >3 kali dalam seminggu dengan hasil 0,005. Kategori Durasi konsumsi tuak : <5 tahun telah mengkonsumsi dan >5 tahun telah mengkonsumsi tuak dengan hasil P = 0,001. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara kebiasaan konsumsi tuak dengan kadar asam urat.