dc.description.abstract |
Dinas Ketahnan Pangan merupakan salah satu lembaga pangan yang bertugas
dalam mendukung dan membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintah
yang konkren yaitu di bidang pangan (menyiapkan pendampingan di bidang
kerawanan pangan, menyiapkan data dan informasi kerentanan dan ketahanan
pangan, gizi dan kelayakan pangan). Salah satu tugas penting yang belum
terselesaikan sampai saat ini yaitu masalah stunting. Dilihat dari data balita
stunting pada tahun 2017 sebanyak 6 orang (0,08%), tahun 2018 sebanyak 10
orang (0,12%), dan tahun 2019 sebanyak 491 kasus dan tahun 2020 menurun
sebanyak 0,71% .Adapun faktor yang mempengaruhi stunting yaitu salah satunya
faktor lingkungan dan yang paling utama adalah faktor ekonomi, dimana
lingkungan di Medan yang menjadi sumber kasus stunting masih kurang untuk
kebersihannya dan kondisi perekonomian atau pendapatan yang rendah sangat
memepengaruhi kemampuan daya beli pangan yang bergizi dan sesuai standar
kebutuhan nutrisi bagi balita dan ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk
memonitoring strategi perencanaan dan program penanggulangan stunting di
Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan dengan mengunakan metode kualitatif.
Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara dengan narasumber untuk
mendeskripsikan pelaksanaan strategi perencanaan mengatasi masalah stunting,
melalui wawancara terbuka dengan pihak Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan
sebanyak 4 (Empat) orang. Adapun Kategorisasi dalam penelitian ini a) Adanya
tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek dalam perencanaan mengatasi
stunting b) Adanya arahan pimpinan dalam mencapai tujuan c) Adanya
penggunaan alat dalam mencapai tujuan d) Adanya program dalam mencapai
tujuan e) Adanya langkah-langkah dalam melaksanakan program guna mencapai
tujuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemantauan pertumbuhan di Medan
dinilai sudah berjalan baik. Selain itu, penyuluhan atau konseling tentang gizi dan
stunting pada balita dinilai juga sudah berjalan dengan baik walaupun kurang aktif
tetapi sudah menunjukan dengan banyak ibu telah memahami cara pola asuh pada
balita stunting. Akan tetapi, capaian Pemberian Makanan Tambahan (PMT dinilai
belum maksimal karena alokasi PMT dari Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas
Kesehatan Kota Medan ke Puskesmas membutuhkan waktu yang lama, sehingga
tidak dapat disalurkan ke balita stunting secara rutin. |
en_US |