dc.description.abstract |
Gempa bumi merupakan peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di
dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada
kerak bumi. Semakin besar energi yang dilepas maka semakin kuat gempa yang
terjadi. Untuk bangunan yang mengalami gempa tunggal, tentunya kehancuran
yang terjadi pada bangunan tersebut akan meningkat seiring dengan
berlangsungnya gempa berikutnya. Gempa berulang bisa saja terjadi tidak lama
setelah gempa awal berlangsung yang dapat memberikan kerusakan lebih lanjut
bahkan dapat mengakibatkan keruntuhan pada struktur bangunan. Oleh karena itu
diperlukan desain khusus untuk bangunan di Indonesia yang mampu menahan gaya
gempa yang terjadi. Dalam Tugas Akhir ini akan mengevaluasi struktur komposit
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dalam model 2 dimensi pada 4
model struktur yang difungsikan sebagai bangunan perkantoran yang terdapat di
daerah Banda Aceh. Model 1 memiliki tinggi 23,790 m (6 lantai) bentang 10,980
m dengan jenis batuan keras (SA), model 2 memiliki tinggi 15,860 m (4 lantai)
bentang 10,980 m dengan jenis tanah keras (SC), model 3 memiliki tinggi 23,790
m (6 lantai) bentang 7,625 m dengan jenis batuan keras (SA), dan model 4 memiliki
tinggi 15,860 m (4 lantai) bentang 7,625 m dengan jenis tanah keras (SC). Analisa
yang digunakan adalah respon spektrum sebagai tahap desain dan respon riwayat
waktu linear dan nonlinear sebagai tahap evaluasi. Pada struktur bangunan akan
dikenakan respon gempa berulang. Hasilnya menunjukkan bahwa pada model 4
memiliki nilai simpangan antar tingkat dan simpangan atap terbesar yang dianalisis
secara nonlinear dan model 1 memiliki nilai simpangan antar tingkat dan simpangan
atap terbesar yang dianalisis secara linear. |
en_US |