Abstract:
Pendahuluan: Deoxyribonucleic acid (DNA) dapat ditemukan pada saliva dan
berbagai sumber lainnya. Saliva mengandung sel-sel epitel dan leukosit yang
dilepaskan ke rongga mulut. Sel-sel dalam saliva berpotensi sebagai sumber DNA
untuk kepentingan diagnostik. DNA dalam saliva dapat menjadi rusak karena
aktivitas deoksiribonuklease (DNase), enzim yang mampu mengkatalisis
hidrolisis DNA. DNase I diekspresikan oleh sel eksokrin dan DNase II
diekspresikan oleh sel makrofag. Penghambatan aktivitas DNase akan
mempreservasi DNA. Selain mampu membunuh bakteri, aminoglikosida
(gentamisin dan neomisin) mempunyai kemampuan menghambat DNase.
Metode: Saliva dikumpulkan dari 8 subjek. Selanjutnya, sampel saliva dari
masing-masing subjek dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kontrol negatif (K1),
kontrol positif (K2), Gentamisin (K3), Neomycin + Bacitracin (K4). DNA
diekstraksi dari saliva dengan metode spin column. DNA dari kelompok K3 dan
K4 ditambahi 1 mg/mL gentamisin dan 20 mM neomycin + bacitracin, masingmasingnya, sebelum penambahan 2,5 µg/mL DNase I (DNA degradation assay).
Kualitas DNA genom manusia asal saliva ditentukan dengan keberadaan
amplicon gen NOTCH2 (~704 bp). DNA diseparasi dengan elektroforesis agarose
gel 1% dan direkam dengan gel documentation system. Hasil: Ekstraksi DNA dari
saliva dengan metode spin column memberikan rerata konsentrasi 26,49 + 30,70
ng/mL dan rerata kemurnian 1,819 + 0,122. Pemberian akuades sebagai kontrol
negatif pada DNA degradation assay menunjukkan tidak ada DNA yang tercerna.
Gentamisin menghambat aktivitas 2,5 mg/mL DNase I pada konsentrasi 35
µg/mL sementara neomycin + bacitracin dapat menghambat pada konsentrasi 0,8
mM. Kesimpulan: Kadar tertentu gentamisin dan neomycin + bacitracin
menghambat aktivitas 2,5 mg/mL DNase I dan mempertahankan kualitas DNA
genom manusia asal saliva.