Abstract:
Latar belakang: Inflamasi hidung dan sinus paranasal dapat mengganggu fungsi
dari transpor mukosiliar yang merupakan mekanisme pertahanan lokal hidung dan
sinus paranasal. Penggunaan larutan hipertonik dan isotonik sebagai terapi cuci
hidung pada rinosinusitis kronik masih kontroversial. Tujuan: Mengetahui
perbedaan transpor mukosiliar sebelum dan sesudah terapi larutan hipertonik dan
isotonik pada pasien rinosinusitis kronik. Metode: Penelitian eksperimental murni
dengan desain randomized control trial pre dan post design. Data diolah
menggunakan SPSS uji Mann-Whitney. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa
perbedaan transpor mukosiliar sebelum dan sesudah pemberian terapi larutan
hipertonik dengan isotonik pada pasien rinosinusitis kronik menunjukkan nilai p
sebesar 0.001 (p<0.05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan waktu transpor
mukosiliar sebelum dan sesudah terapi larutan hipertonik dengan penurunan
waktu yang lebih besar dibandingkan larutan isotonik pada pasien rinosinusitis
kronik.
Kata kunci : Larutan hipertonik, larutan isotonik, rinosinusitis kronik
transpor mukosiliar