Abstract:
ABSTRAK
Latar Belakang:Penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang menyerang pejamu, salah satunya infeksi kulit oleh bakteri
Staphylococcus aureus.Beberapa jenis penyakit yang bisa ditimbulkan akibat dari
infeksi Staphylococcus aureus adalah pioderma, infeksi nosokomial, infeksi pada
luka, keracunan makanan, dan sindroma syok toksik. Masyarakat Indonesia telah
lama menerapkan pengobatan secara tradisional, dengan menggunakan tanaman
sekitar yang dipercaya berkhasiat untuk mengobati penyakit.Tumbuhan yang
dapat dijadikan obat tradisional yaitu daun belimbing wuluh dan habatussauda.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, tumbuhan ini mengandung senyawa yang
bersifat sebagai antibakteri. Tujuan:Untuk mengetahuiefektivitas
antibiotikekstrakdaunbelimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dengan ekstrak
habatussauda (Nigella sativa L) terhadap jumlah leukosit pada mencit jantan (Mus
musculus L) yang terinfeksi Staphylococcus aureus.Metode: Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental dengan metode rancangan Post test with
Control Group Design. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok yaitu K(-), K(+),
P1,P2,P3 dan P4 dengan jumlah sampel 6 ekor perkelompok. Semua mencit
dibuat luka sayat pada punggung dan diinfeksi dengan bakteri Staphylococcus
aureus. Diberi perlakuan secara oral dengan cara dicekok.Hasil:Berdasarkan hasil
uji hipotesis dengan uji Kruskal Walisdidapatkan nilai p=0,007 (p<0,05), terdapat
perbedaan jumlah leukosit yang bermakna pada 6 kelompok
penelitian.Kesimpulan: Terdapat perbedaan efektivitas dalam menurunkan
jumlah leukosit mencit jantan yang terinfeksi Staphylococcus aureus pada
kelompok perlakuan. Kelompok K(+) merupakan kelompok yang paling efektif
menurunkan jumlah leukosit. Kemudian diikuti kelompok P4,P3,P2 dan P1.
Kata Kunci:Leukosit,Staphylococcus aureus,Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi L), Habatussauda (Nigella sativa L).