Abstract:
Latar belakang: Merokok memiliki tingkat prevalensi yang tinggi di Indonesia. Sekitar 61,4 juta (36,1%) orang yang menggunakan tembakau dalam bentuk asap dan tanpa asap. Bahan berbahaya yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi dan sekresi saliva sehingga menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan bakteri mudah berkumpul. Chlorhexidine adalah obat kumur bersifat germisidal yang dapat mengurangi bakteri di dalam mulut. Chlorhexidine efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif yang memiliki sifat kerja bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan bakterisida (membunuh bakteri). Tujuan penelitian: Untuk membandingkan jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah penggunaan obat kumur yang mengandung chlorhexidine antara kelompok perokok dan bukan perokok. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan penelitian pretest dan posttest controlled group. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Mann-Whitney. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah koloni bakteri sebelum menggunakan chlorhexidine pada kelompok perokok lebih banyak dari kelompok bukan perokok dengan nilai p=0,000. Setelah menggunakan chlorhexidine jumlah koloni bakteri menurun, dengan rata-rata jumlah koloni bakteri pada kelompok perokok lebih banyak dari kelompok bukan perokok dengan nilai p=0,003. Kesimpulan: Terdapat perbedaan antara jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah penggunaan obat kumur yang mengandung chlorhexidine antara kelompok perokok dan bukan perokok.
Kata kunci: Chlorhexidine, Bakteri rongga mulut, Merokok.
