Abstract:
Latar belakang: sindrom down merupakan kelainan genetik yang disebabkan oleh abrasi kromosom yang mengakibatkan terjadinya bayi memiliki kelebihan 1 kromosom pada kromosom 21, dapat dikenali dengan tanda fisik yang spesifik, tingkat kecerdasan IQ dibawah normal dan termasuk di dalam kelompok retardasi mental. Metode: Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional, pengambilan data diambil satu kali, untuk mengetahui karakteristik anak down syndrome di SLB E Negri Pembina Medan. Hasil: Proporsi tertinggi anak Down Syndrome berdasarkan sosiodemografi anak Down Sindrom dengan usia 6-10 tahun (63 %), berdasarkan jenis kelamin laki-laki 11 orang (40.7%), berdasarkan tingkat pendidikan adalah sekolah dasar 27 orang (100%), berdasarkan anak di diagnosa Down Sindrom paling banyak adalah sesudah kelahiran sebanyak 25 orang (92.6%), berdasarkan keturunan keluarga tidak memiliki keturunan Down Sindrom sebelumnya sebanyak 24 orang (88.9%), Gejala Klinis yang Sering muncul pada anak dengan Down Sindrom yaitu slanted eye, telinga kecil dan posisinya rendah, leher pendek, Jari-jari tangan dan kaki pendek, jari kelingking tangan 2 ruas, jarak ibu jari dan telunjuk pada kaki melebar sebanyak 27 orang (100%) Kesimpulan:Anak yang mengalami downsindrom banyak terkena pada jenis kelamin laki-laki, umur 6-10 tahun, dengan pendidikan sekolah dasar, anak down sindrom banyak didiagnosa setelah kelahiran, dan tidak memiliki keturunan dalam keluarga dalam kejadian down sindrom