Abstract:
Pendahuluan: Resisten ganda (multidrugs resistant tuberculosis/TB-MDR) merupakan
masalah terbesar terhadap pencegahan dan pemberantasan TB dunia. Multidrugs resistant
tuberculosis merupakan suatu jenis resistensi bakteri TB terhadap minimal dua obat anti
TB lini pertama, yaitu Isoniazid dan Rifampisin yang merupakan dua obat TB yang paling
efektif.1 Total global 186.772 kasus MDR/RR-TB terdeteksi dan diketahui pada 2018, naik
dari 160.684 pada 2017, dan 156.071 kasus terdaftar dalam pengobatan, naik dari 139.140
pada 2017. Perkiraan insiden kasus TB resistent obat di Indonesia ialah sebesar 24.000 pada
tahun 2018, namun pada tahun 2018 baru sekitar 9180 pasien TB RR yang ditemukan dan
baru 49% pasien terkonfirmasi TB RR yang memulai pengobagan TB lini kedua. Tujuan:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dari prevalensi dan faktor faktor yang terkait dengan perkembangan kejadian penyakit tuberkulosis multidrug
resistent di kota Medan. Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik
dengan cross sectiona designl. Sampel penelitian berjumlah 28 orang pasien TB MDR di
Puskesmas helvetia dan RSUD Pirngadi Medan diambil dengan metode total sampling.
Penelitian ini diuji dengan uji korelasi Pearson.. Hasil Penelitian hasil penelitian ini
didapatkan bahwa faktor risiko dari sampel penelitian ini adalah jenis kelamin laki-laki 15
orang (53,6%), umur rerata diatas 40 tahun 21 orang (75,0%), secara status menikah 26
orang (92.9%), tingkat pendidikan SMA 25 orang (89,3%), pekerjaan wiraswasta 9 orang
(32,1%), penghasilan perbulan kurang dari 1.000.000 15 orang (53.6%), riwayat
penggunaan OAT sebelumnya OAT lini 1 (tuntas) 11 orang (39,3%), riwayat merokok 14
orang (50,0%), riwayat tidak mengonsumsi alkohol 23 orang (82.1%), pengetahuan pasien
tentang TB MDR yang kurang maupun buruk 18 orang (53,6%), kepatuhan pasien dalam
minum obat baik 17 orang (60,7%), motivasi pasien dalam minum obat kurang 16 orang
(57,1%) dan kebiasaan pasien dalam keseharian baik 14 orang (50,0%).
Kesimpulan: hubungan antar beberapa faktor resiko seperti riwayat penggunaan OAT
sebelumnya dengan tingkat pengatuhan pasien terhadap TB MDR, tingkat kepatuhan
minum obat dengan motivasi minum obat dan sebaliknya . sedangkan kebiasaan sehari hari seperti merokok dan konsumsi alkohol tidak terdapat hubungan dengan riwayat
penggunaan OAT sebelumnya, tingkat pengatuhan pasien terhadap TB MDR, tingkat
kepatuhan minum obat dan motivasi minum obat.
Kata Kunci: Tuberkulosis, TB MDR, Prevalensi, Faktor Risiko