Abstract:
Abstrak
Latar Belakang: Penyakit Paru Obstruktif Kronis adalah penyakit progresif dan mengancam jiwa yang diperkirakan mempengaruhi lebih dari 251 juta orang di seluruh dunia. Sedangkan menurut Riskesdas 2013 adalah 3,7% atau sekitar 9,2 juta penduduk. Saat ini penyebab utama kematian keempat di dunia, menyebabkan lebih dari 3 juta kematian setiap tahunnya. PPOK diperkirakan menjadi penyebab kematian nomor tiga di dunia pada tahun 2020. Menurut penelitian pada 2017 ditemukan bahwa perkiraan prevalensi penyakit paru obstruktif kronis adalah 1% pada populasi biasa dan meningkat pada orang berusia 40 tahun. Pada PPOK, efektivitas pengobatan bukan hanya didapat dari parameter klinik saja, tetapi juga lebih kepada parameter perspektif pasien, yaitu kualitas hidup. CAT adalah kuesioner yang divalidasi dan terstandarisasi yang digunakan untuk menilai status kesehatan pasien PPOK. Selain itu, CCQ juga dibuat untuk mengukur status kesehatan klinis pada pasien, termasuk gejala saluran napas, keterbatasan aktivitas fisik, dan disfungsi emosional. Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup antara kuesioner menurut CAT dan kualitas hidup menurut kuesioner CCQ serta mengetahui karakteristik responden yaitu jenis kelamin, umur, durasi riwayat merokok, faal paru/FEV1, pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Metode : deskriptif analitik dengan menggunakn desain cross sectional. Data yang diperoleh adalah data primer dengan 53 sampel kemudian dilakukan analisa dengan uji spearman Hasil : Hasil uji spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas hidup pasien PPOK dengan menggunakan kuesioner COPD Assessment Test (CAT) dengan Clinical COPD Questionnaire (CCQ) yaitu p= 0,000 (p<0,05) dengan korelasi koefisien 0,815. Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas hidup pasien PPOK menggunakan kuesioner COPD Assessment Test (CAT) dengan Clinical COPD Questionnaire (CCQ).
Kata Kunci : COPD Assessment Test, Clinical COPD Questionnaire, kualitas hidup, PPOK