dc.description.abstract |
Penggunaan Beton Ringan dalam berbagai konstruksi modern berkembang dengan
cepat karena terdapat keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari
penggunaan teknologi beton ringan tersebut diantaranya, berat jenis beton yang
lebih kecil sehingga dapat mengurangi berat sendiri. Perkembangan pembuatan
beton cukup pesat salah satunya yaitu pada pembuatan beton serat. Hal tersebut
diaplikasikan dengan metode SCC (Self Compacting Concrete). Maka dari itu,
dilakukan pengembangan material dengan menggunakan abu sekam padi (ASP)
sebagai bahan pengganti sebagian semen yang diberikan 10% dari berat semen, dan
penambahan variasi serat sabut kelapa (SSK) untuk meninjau karakteristik
pengaliran yang dilakukan dengan slump flow test serta nilai kuat tarik dari beton
tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan empat variasi campuran
yaitu: 0%, 0,003%, 0,005%, dan 0,007% serta digunakan dua faktor air semen yaitu
0,40, dan 0,45 untuk mengetahui hasil yang lebih optimal. Hasil pengujian dari
slump flow test menunjukkan dari hasil penelitian diatas nilai slump flow
maksimum yaitu sebesar 74,25 cm pada variasi ASP 10% + SKK 0.003% dengan
factor air semen 0,40. Sedangkan nilai slump flow minimum yaitu 47,45 cm pada
variasi ASP 20% + SKK 0.003% dengan faktor air semen 0,40. Penurunan slump
flow disebabkan oleh pengaruh air pada campuran beton. penambahan abu sekam
padi, serat sabut kelapa dan juga faktor air semen dapat mempengaruhi nilai kuat
tarik beton. |
en_US |