dc.description.abstract |
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia sehingga memiliki
banyak daerah pesisir. Tanah yang berada pada pesisir / pinggir laut cenderung
merupakan jenis tanah lunak. Tanah lunak merupakan jenis yang memiliki kuat
geser yang rendah, koefisien permeabilitas yang kecil, kompresibilitas yang
rendah dan daya dukung tanah yang rendah. Kondisi tersebut menyebabkan
tantangan pada konstruksi bangunan diatasnya karena itulah perlu di lakukan
perbaikan tanah (soil improvement). Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat
proses konsolidasi tanah pendukung merupakan salah satu aspek utama dalam
bidang geoteknik terutama pada lapisan tanah kohesif lunak. Proses konsolidasi
adalah suatu proses disipasi air pori terhadap fungsi waktu. Agar perbaikan tanah
pada kawasan Pelabuhan di Kuala Tanjung memiliki efektivitas yang tinggi,
perlu diadakannya evaluasi terhadap kinerja perbaikan tanah yang ditinjau oleh
instrument geoteknik serta parameter desain yang digunakan menggunakan
timbunan, beban timbunan direncanakan dengan ketinggian tertentu agar
penurunan konsolidasi dapat tercapai. Stamatopoulos (1985) dalam Yunias (2010)
mengatakan tinggi timbunan umumnya berkisar antara 3 – 8 meter dengan
penurunan yang akan terjadi umumnya 0,3 – 2 meter.Hasil perhitungan dari tanpa
menggunakan PVD diperoleh waktu yang di perbolehkan untuk mencapai derajat
konsolidasi 95% adalah 531 hari dengan besar penurunan 2.315 meter. Sedangkan
dengan menggunakan PVD yang di pasang dengan pola segitiga dan jarak antar
1.6 meter, waktu yang dibutuhkan adalah 88 hari hari dengan besar penurunan
2.200 meter. Dari analisa telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa penggunaan
PVD dapat mempercepat waktu konsolidasi |
en_US |