Abstract:
Kekayaan jenis ikan di Indonesia sangat tinggi dan diperkirakan 8500 jenis hidup
di perairan Indonesia yang merupakan 45% dari jumlah jenis global di dunia. Dari
jumlah tersebut, 1300 jenis menempati perairan tawar (D Bhagawati 2013). Ikan
merupakan bahan pangan yang akan cepat mengalami pembusukan sehingga
kualitas ikan akan cepat menurun. Hal ini karena proses pembusukan yang cukup
cepat sejak kematiannya, yaitu sekitar 6 sampai 7 jam bila tidak mendapat
perlakuan khusus. Sekam padi merupakan limbah hasil pengolahan padi dapat
digunakan sebagai bahan dasar dari kotak pendingin, sedangkan Resin yang
merupakan bahan yang banyak digunakan oleh masyarakat dapat dijadikan
sebagai perekat jika dicampurkan dengan material lain dalam pengolahaannya.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mencampurkan sekam padi dan Resin
sehingga mampu menjadi coolbox alternatif untuk nelayan. Penelitian ini
dilakukan dengan mencampurkan sekam padi dan Resin sehingga mampu menjadi
coolbox alternatif untuk nelayan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui
pengaruh insulasi sekam padi dan Resin terhadap temperatur dan waktu
pendinginan yang dibandingkan dengan coolbox berbahan styrofoam. Penentuan
komposisi sekam padi dan Resin untuk coolbox dilakukan dengan perhitungan
massa jenis, pengujian Tensile strength (Uji Tarik) dan pengujian konduktivitas
thermal. Parameter yang paling berpengaruh sebagai bahan insulasi yaitu
konduktivitas termal terbaik pada perbandingan sekam padi 25% : 1 yaitu 1,801
W/mK. Percobaan dilakukan dengan menambahkan 3 kg es balok ke tiap coolbox,
dan didapatkan hasil pada kotak pendingin sekam padi dan Resin mampu
mempertahankan suhu dibawah 20oC selama 6 jam dengan suhu terendah 13,5
oC, untuk kotak pendingin styrofoam mampu menahan suhu 20oC selama lebih
dari 24 jam dengan suhu terendah 10,6oC. Sehingga dapat disimpulkan kotak
pendingin berbahan sekam padi dan Resin tidak lebih baik dibandingkan kotak
pendingin styrofoam.