Abstract:
Pada proses penyaluran tenaga listrik harus diperhatikan keandalan dan
efisiensinya, agar tenaga listrik yang tersalurkan berkualitas dan memiliki
kontinuitas yang baik. Guna menjaga kualitas tenaga listrik agar tetap andal dan
efisien serta agar kontinuitas penyaluran tenaga listrik tetap terjaga dengan baik,
beberapa komponen peralatan penyaluran tenaga listrik harus menjadi perhatian
untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap peralatan tenaga listrik. Salah satu
gangguan pada peralatan tenaga listrik adalah titik panas (hot point). Seringnya
terjadi gangguan tersebut pada titik pertemuan antara klem dan konduktor pada
peralatan listrik menjadi tolak ukur pemeliharaan dalam penyediaan tenaga listrik.
Tindakan pencegahan agar tidak terjadinya hot point disebut thermovisi, dengan
menggunakan alat ukur thermal imagers. Prinsip kerja thermal imagers adalah
merefleksikan cahaya infrared terhadap peralatan kemudian menangkap suhu
peralatan tersebut dan menampilkannya pada sebuah display. Kegiatan thermovisi
dilakukan secara rutin sebagai kegiatan monitoring pemeliharaan tenaga listrik
yang kemudian dilakukan analisa hasil thermovisi tersebut dengan melakukan
perhitungan emisivitas melalui pendekatan selisih suhu klem dan konduktor (∆T)
agar didapatkan nilai emisivitas yang sesuai. Selanjutnya dilakukan uji validasi
untuk menguji keakuratan dan presisi dari hasil thermovisi tersebut. Penelitian
yang dilakukan di GI 150 kV Glugur bertujuan untuk merekomendasikan hasil uji
analisa matematis terhadap tindak lanjut kondisi peralatan. Hasil dari kondisi
peralatan pada analisa 30 sampel menunjukan bahwa peralatan masih dalam
kondisi baik dan masih layak digunakan, dengan nilai akurasi sebesar 98,02% dan
presisi sebesar 0,25% pada peralatan bay penghantar Glugur - Paya Geli 1 serta
nilai akurasi pada bay penghantar Glugur – Paya Geli 2 sebesar 97,9% dan 0,24%
pada nilai presisinya