dc.description.abstract |
Penelitian ini dilatar belakangi karena pandangan masyarakat awam
mengenai citra jurnalis yang telah melenceng jauh dari kenyataan yang
sebenarnya, dan Meutya Hafid merupakan salah satu jurnalis Indonesia dengan
kinerja terbaik di negeri ini. Orang-orang dapat mengetahui bagaimana kriteria
jurnalis yang sesungguhnya. Buku atau memor merupakan salah satu bentuk
penyampaian pesan yang mudah diserap dan dimengerti oleh masyarakat. Buku
168 Jam Dalam Sandera ini berkisah tentang pengalaman-pengalaman Meutya
Hafid selama menjalankan tugas di lapangan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dengan menggunakan pisau analisis wacana kritis Teun Van Dijk, dengan
menggunakan analisis teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Melalui analisis ini,
terlihat citra jurnalis seperti apa yang disampaikan di dalam buku 168 Jam Dalam
Sandera.
Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan yang didapat dalam buku 168 Jam
Dalam Sandera adalah ditemukan tiga aspek penting yaitu teks, kognisi sosial dan
konteks sosial. Ketiga aspek tersebut saling berhubungan yang membentuk makna
tersembunyi mengapa bisa hadir teks semacam itu. Ada bagian teks, peneliti telah
mengkaji elemen tematik, skematik, semantic, sintaksis, stilistik, dan retoris. Pada
bagian kognisi sosial, peneliti menganalisis bagaimana kognisi pengarang
memahami peristiwa yang terjadi lalu diproduksi dalam suatu teks yang memiliki
maksud dan ideology khusus. Selanjutnya pada bagian konteks sosial, peneliti
menganalisis keterkatikan teks buku dengan realita di masyarakat. |
en_US |