dc.description.abstract |
Masalah lalu lintas sering dijumpai di kota-kota di indonesia, contohnya Kota Rantau Prapat.
Masalah kemacetan dan keramaian lalu lintas sering terjadi pada persimpangan jalan, khususnya
pada persimpangan tidak bersinyal, persimpangan Jl. Ahmad Yani –Jl. Kampung Baru Rantau
Prapat.Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu semakin meningkatnya volume lalu lintas dan
banyaknya para pengendara yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas.Menganalisa kepastian dan
tingkat kinerja suatu simpangan tidak bersinyal maka dilakukan data-data dari lapangan, berupa data
geometrik simpang (lebar tiap kaki simpang), jenis dan jumlah kendaraan yang melintasi
persimpangan setelah dikalikan dengan angka ekivalensi dari masing-masing kendaraan, sehingga
diperoleh keseragaman dalam satuan mobil penumpang (smp).Kemudian dihitung kapasitas dan
tingkat kinerja persimpangan yang meliputi derajat kejenuhan dan tundaan simpangan dengan
metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997). Hasil analisa yang diperoleh, nilai kapasitas
(C) dari tujuh hari pengamatan, nilai terbesar yaitu 3228,24 smp/jam pada hari Senin pukul 16.00-
18.00 WIB, derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,215 det/smp pada hari Selasa pukul 16.00-18.00 WIB,
dan tundaan simpang sebesar 6,687det/smp pada hari Selasa pukul 16.00-18.00 WIB. Maka
diperoleh kapasitas pada persimpangan Jl. Ahmad Yani – Jl. Kampung BaruRantau Prapat tidak layak
menampung volume lalu lintas, karena melebihi dari kapasitas dasar persimpangan.Untuk
menanggulangi kemacetan pada persimpangan maka perlu dibuat rambu lalu lintas berupa traffic
light. |
en_US |