Abstract:
Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem jaringan distribusi tenaga
listrik selalu terjadi termasuk Saluran Udara Tegangan Menegah (SUTM) 20 KV
yang merupakan bagian dari penyaluran tenaga listrik. Dalam sistem penyaluran
tenaga listrik secara umum, sistem seimbang sangat sulit tercapai karena secara
geografis daerah kita belum merata sehingga jarak saluran dari pembangkitan
kekonsumen sangat panjang. Analisis ini bertujuan mengetahui perbedaan rugi
daya ketika beban seimbang dan tidak seimbang. Adapun hasil yang diperoleh
dari penelitian pada Gardu Induk Pangkalan Berandan ditemukan tiga
penyulang yang mengalami ketidakseimbangan beban yang dilihat dari rugi daya
perfasanya yang berbeda jauh yaitu penyulang anggrek, anyelir dan akasia. Rugi
daya pada penyulang anggrek fasa R = 58,139 kW, fasa S = 55,177 kW dan fasa
T = 39,876 kW dan setelah dilakukan penyeimbangan beban rugi daya pada fasa
R menjadi 48,813 kW, fasa S menjadi 55,176 kW dan fasa T menjadi 48,343 kW.
Rugi daya pada penyulang anyelir fasa R = 666,358 kW, fasa S = 581,952 kW
dan T = 671,495 kW,dan setelah dilakukan penyeimbangan beban rugi-rugi daya
berubah pada masing-masing fasanya yaitu pada R tetap 666,358 kW, pada fasa
S menjadi 653,207 kW dan pada fasa T menjadi 599,218 kW. Rugi daya pada
penyulang akasia fasa R= 41,279 kW, S= 113,269 kW dan T=42,451 kW dan
setelah dilakukan penyeimbangan beban rugi daya pada fasa R menjadi 63,619
kW, fasa S menjadi 60,819 kW dan fasa T menjadi 60,967 kW. Rugi-rugi daya
yang dapat dikurangi pada penyulang anggrek sebesar 0,86 kW, anyelir sebesar
1,022 kW dan pada penyulang akasia sebesar 14,594 kW